Solo Riding Ke Curug Nangka (Bagian III: Mendaki Belantara Curug Kaung)

Curug Kaung

Pemandangan Curug Kaung dari kejauhan. Ketinggian Curug Kaung +/- 25 meter.

Perjalanan selanjutnya setelah saya singgah di Curug Nangka kemudian Curug Daun adalah mendaki menuju Curug Kaung yang letaknya jauh diatas Curug Daun. Saya katakan mendaki karena rutenya sebagian besar mendaki. Saat saya berjalan, jarang terlihat orang tua yang menuju kesana. Balita dan anak-anak pun tidak ada. Hal ini dikarenakan rute ke Curug Kaung cukup melelahkan bagi balita, anak-anak atau orang tua lanjut usia. Mereka biasanya cukup singgah sampai di Curug Daun. Maka tidak heran teman seperjalanan saya adalah para remaja atau orang tua yang masih cukup bertenaga untuk menempuh jalur menanjak. Baca lebih lanjut

Solo Riding Ke Curug Nangka (Bagian II: Menelusuri Setapak Aliran Sungai)

Pemandangan Curug Nangka dari Kejauhan

Pemandangan Curug Nangka dari Kejauhan

Setelah melewati deretan kios-kios dekat pelataran parkir, selanjutnya saya melewati jembatan bercat hijau yang berujung di tangga yang tersusun dari batu-batu. Karena sebelumnya hujan, di jalan dan tangga terlihat sisa-sisa air yang membuat saya berjalan agak berhati-hati agar tidak terpeleset. Setelah menaiki deretan anak tangga yang pertama, saya melihat sebuah bangunan hijau yang ternyata mushola Al-Ikhlas. Ini adalah satu-satunya mushola disini. Baca lebih lanjut

Solo Riding Ke Curug Nangka (Bagian I: Perjalanan Dimulai)

Di halaman sebuah villa di Ciapus, setelah berbelok ke kiri dari The Highland Park Resort Hotel Bogor. Sudah dekat dengan pintu masuk kawasan wisata Curug Nangka.

Di halaman sebuah villa di Ciapus, setelah berbelok ke kiri dari The Highland Park Resort Hotel Bogor. Sudah dekat dengan pintu masuk kawasan wisata Curug Nangka.

Sudah lama rasanya saya tidak melakukan perjalanan ke sudut-sudut terpencil wilayah Bogor. Kesibukan di Depok selama ini membuat saya terpaksa menikmati kondisi lalu lintas yang kian hari kian terasa bertambah macet dan menjemukan. Alhamdulillah, pada hari Sabtu tanggal 27 Desember 2014 kemarin ada kesempatan untuk menjelajahi kembali wilayah Bogor yang selama ini saya rindukan. Cuaca mendung dan hujan deras yang selama ini mendera Jabodetabek tidak membuat niat saya surut untuk menyalurkan hasrat berkendara seorang diri menikmati keindahan alam Bogor. Perjalanannya sendiri tidak saya rencanakan, tapi niat untuk melakukannya sudah tersimpan dari jauh hari. Jam berapa harus berangkat, rute mana yang harus saya lewati, dan hal-hal lainnya benar-benar tidak saya rencanakan. Satu hal yang saya tahu, tujuan saya ada di Ciapus.

Jika pagi hari biasanya saya masih berkutat di depan komputer, maka pagi itu setelah berbenah dan bersih-bersih, tiba-tiba mood berkendara muncul. Saya langsung menyiapkan Si Sepira yang akan saya tunggangi. Berangkat kira-kira pukul delapan lebih tiga puluh menit, ketika sampai di jalan raya Bojonggede tiba-tiba hujan turun. Menepi sebentar, saya mengenakan jas hujan dan melanjutkan perjalanan. Melewati stasiun Bojonggede, Si Sepira saya arahkan menuju Sudimampir kemudian mengarah ke Billabong. Dengan asumsi ada kemacetan di Cilebut dan Jalan Baru sampai Kebon Pedes, saya enggan melewati jalur tersebut. Baca lebih lanjut