Hiking Menikmati Keindahan Curug Seribu

Hiking ke Curug Seribu

Curug Seribu yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) di ketinggian 1050 mdpl.

Pagi yang dingin pada Selasa, 24 November 2020 saya memacu bebek besi melintasi Kota Bogor. Sehari sebelumnya harian Radar Bogor sempat memberitakan akan adanya cuaca ekstrim selama seminggu kedepan. Angin kencang menerpa pepohonan tua dan rimbun sepanjang jalan Ahmad Yani dimana beberapa petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan terlihat sibuk memotong ranting-ranting pohon yang dapat membahayakan pengguna jalan jika patah atau tumbang. Dari bundaran Air Mancur saya teruskan perjalanan menuju Pasar Anyar kemudian melintasi jalan Kapten Muslihat melewati samping Alun-alun Kota Bogor yang dulunya adalah Taman Ade Irma Suryani (Taman Topi).

Berbelok di U-turn bundaran jalan Ir. Juanda, saya berbalik menuju Panaragan kemudian menuju Gunung Batu. Jalan ramai lancar dan tidak ada kemacetan hingga saya tiba di pertigaan terminal Bubulak. Dari Bubulak melewati Dramaga jalan mulai terasa sesak dengan truk-truk besar dan berbagai kendaraan lain. Tepat di pertigaan Ciampea jalan mulai macet. Dengan berjalan menepi, kadang di kiri, kadang di kanan, saya melaju diatas si bebek besi berusaha keluar dari kemacetan diantara kendaraan-kendaraan besar bersama pengendara motor lainnya. Kemacetan pun mulai terurai saat saya tiba di Cibanteng. Baca lebih lanjut

Touring Vlog ke Geopark Ciletuh

Bersama kawan-kawan di Pantai Palangpang, Desa Ciemas, Ciletuh, Sukabumi.

Tulisan santai sebelum saya pos artikel gowes ke Rancamaya dan Bukit Alesano. Juga untuk merayakan hari ini tepat enam tahun yang lalu saya mengudara bersama WordPress. Ada satu pengalaman touring di tahun 2018 lalu yang belum pernah saya pos tulisannya di blog ini. Tanggal 17 Agustus 2018 lalu, saya dan kawan-kawan group riding ke kawasan Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat. Supaya tidak berpanjang paragraf, berikut ini vlog-nya: Baca lebih lanjut

Menikmati Keindahan Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Curug Cigamea

Curug Cigamea merupakan salah satu objek wisata alam favorit di kawasan TNGHS Bogor.

Perjalanan ini saya lakukan pada 17 September 2018 lalu. Semoga masih relevan dan bisa membantu sobat semua. Okay, kita mulai. Baca lebih lanjut

Solo Riding ke Karang Hawu Pelabuhan Ratu (Lagi)

Pantai Karang Hawu

Pantai Karang Hawu, Cisolok, Pelabuhan Ratu, Sukabumi

Kuseberangi sungai kecil ke hutan
melintasi gunung ke desa.

Aku melangkah kini seperti kulakukan kemarin
ku teruskan langkah – perjalanan baru.

Sepanjang perjalanan itu
Mindelrae bermekaran, murai berterbangan
gadis-gadis lalu-lalang dan angin mengembang.

Perjalananku senantiasa baru,
hari ini dan esok.

Kuseberangi sungai kecil ke hutan
dan melintasi gunung menuju desa.

(Yoon Dongju, 1917-1945)

Demikianlah untaian puisi berjudul Perjalanan Baru karangan Yoon Dongju, penyair Korea kelahiran Haehwan, Mancuria 30 Desember 1917. Yoon terkenal karena narasi puisinya yang seakan dibawakan oleh seorang anak kecil. Tiga kumpulan tulisan tangan Yoon dan sembilan belas puisinya dipublikasikan pada tahun 1948 dengan judul The Heavens and The Wind and The Stars and Poetry (Haneulgwa Baramgwa Byeolgwa Si). Yoon masuk dalam jajaran penyair pejuang Korea di masa akhir pendudukan Jepang. Sedikit-banyak Perjalanan Baru karangan Yoon menggambarkan perjalanan solo riding yang saya lakukan kemarin Kamis, 21 September 2017 yang bertepatan dengan hari raya 1 Muharram 1439 Hijriah. Baca lebih lanjut

Berlibur ke Situs Megalitikum Gunung Padang

Tiiin… Tiiin… Suara klakson sepeda motor terdengar saat saya melintasi Jalan KS Tubun dari Kedunghalang melintasi perempatan lampu merah Bogor Outer Ring Road ke arah Jalan Pajajaran. Tanpa mempedulikan saya terus menarik gas menuju SPBU yang letaknya ada di sebelah kiri sebelum perempatan lampu merah Plaza Jambu Dua. Tiba-tiba terdengar lagi suara klakson dan suara orang di belakang saya, “Mau sendirian ke Gunung Padang, mas Peb?” Baca lebih lanjut

Formasi Group Riding Berantakan Salah Siapa?

Elanto vs Moge

Ini bukan adegan sinetron. 😀 Elanto Wijoyono (32) menghadang konvoi group riding motor besar di Yogyakarta.

Menarik mengamati kehebohan di dunia maya tentang seorang aktivis bernama Elanto Wijoyono (32) yang cukup bernyali menghadang konvoi group riding motor besar di Yogyakarta sejak kemarin, Sabtu (15/8/2015). Bagaimanapun niat dan tindakannya memang patut diapresiasi dalam menegakan kedisiplinan pengguna jalan. Baca lebih lanjut

Lebaran di Jonggol

Lebaran di Jonggol

Gunung Batu, Curug Ciherang, Wisata Pinus, RM Bano Raya #LebarandiJonggol

“Mau kemana, Yud?” Ke Jonggol.
“Mau ngapain, Yud?” Mau silaturahmi ke rumah saudara, nih.
“Di mana?” Di Jonggol.

Saya tidak sedang bercanda. 🙂

Anak-anak sekarang kalau ditanya serius mau ke mana, biasanya dijawab sambil bercanda, “Ke Jonggol…” Atau kalau ditanya di mana, dijawab lagi sambil bercanda, “Di Jonggol…” #wakwaw 😀

Lebaran H+2 atau hari Minggu, 18 Juli 2015 kemarin kami bertiga mengunjungi kerabat yang tinggal di Desa Warga Jaya Kecamatan Sukamakmur, Jonggol. Anggota rombongan adalah saya sendiri menunggangi si Sepira dan om saya yang memboncengi anaknya, sepupu saya menunggangi Blade 110 cc lawas. Tujuan kami adalah rumah  om saya yang lain, yang letaknya dekat dengan kawasan wisata Pinus dan Curug Ciherang. Baca lebih lanjut

Solo Riding Ke Curug Nangka (Bagian III: Mendaki Belantara Curug Kaung)

Curug Kaung

Pemandangan Curug Kaung dari kejauhan. Ketinggian Curug Kaung +/- 25 meter.

Perjalanan selanjutnya setelah saya singgah di Curug Nangka kemudian Curug Daun adalah mendaki menuju Curug Kaung yang letaknya jauh diatas Curug Daun. Saya katakan mendaki karena rutenya sebagian besar mendaki. Saat saya berjalan, jarang terlihat orang tua yang menuju kesana. Balita dan anak-anak pun tidak ada. Hal ini dikarenakan rute ke Curug Kaung cukup melelahkan bagi balita, anak-anak atau orang tua lanjut usia. Mereka biasanya cukup singgah sampai di Curug Daun. Maka tidak heran teman seperjalanan saya adalah para remaja atau orang tua yang masih cukup bertenaga untuk menempuh jalur menanjak. Baca lebih lanjut

Solo Riding Ke Curug Nangka (Bagian II: Menelusuri Setapak Aliran Sungai)

Pemandangan Curug Nangka dari Kejauhan

Pemandangan Curug Nangka dari Kejauhan

Setelah melewati deretan kios-kios dekat pelataran parkir, selanjutnya saya melewati jembatan bercat hijau yang berujung di tangga yang tersusun dari batu-batu. Karena sebelumnya hujan, di jalan dan tangga terlihat sisa-sisa air yang membuat saya berjalan agak berhati-hati agar tidak terpeleset. Setelah menaiki deretan anak tangga yang pertama, saya melihat sebuah bangunan hijau yang ternyata mushola Al-Ikhlas. Ini adalah satu-satunya mushola disini. Baca lebih lanjut

Solo Riding Ke Curug Nangka (Bagian I: Perjalanan Dimulai)

Di halaman sebuah villa di Ciapus, setelah berbelok ke kiri dari The Highland Park Resort Hotel Bogor. Sudah dekat dengan pintu masuk kawasan wisata Curug Nangka.

Di halaman sebuah villa di Ciapus, setelah berbelok ke kiri dari The Highland Park Resort Hotel Bogor. Sudah dekat dengan pintu masuk kawasan wisata Curug Nangka.

Sudah lama rasanya saya tidak melakukan perjalanan ke sudut-sudut terpencil wilayah Bogor. Kesibukan di Depok selama ini membuat saya terpaksa menikmati kondisi lalu lintas yang kian hari kian terasa bertambah macet dan menjemukan. Alhamdulillah, pada hari Sabtu tanggal 27 Desember 2014 kemarin ada kesempatan untuk menjelajahi kembali wilayah Bogor yang selama ini saya rindukan. Cuaca mendung dan hujan deras yang selama ini mendera Jabodetabek tidak membuat niat saya surut untuk menyalurkan hasrat berkendara seorang diri menikmati keindahan alam Bogor. Perjalanannya sendiri tidak saya rencanakan, tapi niat untuk melakukannya sudah tersimpan dari jauh hari. Jam berapa harus berangkat, rute mana yang harus saya lewati, dan hal-hal lainnya benar-benar tidak saya rencanakan. Satu hal yang saya tahu, tujuan saya ada di Ciapus.

Jika pagi hari biasanya saya masih berkutat di depan komputer, maka pagi itu setelah berbenah dan bersih-bersih, tiba-tiba mood berkendara muncul. Saya langsung menyiapkan Si Sepira yang akan saya tunggangi. Berangkat kira-kira pukul delapan lebih tiga puluh menit, ketika sampai di jalan raya Bojonggede tiba-tiba hujan turun. Menepi sebentar, saya mengenakan jas hujan dan melanjutkan perjalanan. Melewati stasiun Bojonggede, Si Sepira saya arahkan menuju Sudimampir kemudian mengarah ke Billabong. Dengan asumsi ada kemacetan di Cilebut dan Jalan Baru sampai Kebon Pedes, saya enggan melewati jalur tersebut. Baca lebih lanjut