Pagi yang dingin pada Selasa, 24 November 2020 saya memacu bebek besi melintasi Kota Bogor. Sehari sebelumnya harian Radar Bogor sempat memberitakan akan adanya cuaca ekstrim selama seminggu kedepan. Angin kencang menerpa pepohonan tua dan rimbun sepanjang jalan Ahmad Yani dimana beberapa petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan terlihat sibuk memotong ranting-ranting pohon yang dapat membahayakan pengguna jalan jika patah atau tumbang. Dari bundaran Air Mancur saya teruskan perjalanan menuju Pasar Anyar kemudian melintasi jalan Kapten Muslihat melewati samping Alun-alun Kota Bogor yang dulunya adalah Taman Ade Irma Suryani (Taman Topi).
Berbelok di U-turn bundaran jalan Ir. Juanda, saya berbalik menuju Panaragan kemudian menuju Gunung Batu. Jalan ramai lancar dan tidak ada kemacetan hingga saya tiba di pertigaan terminal Bubulak. Dari Bubulak melewati Dramaga jalan mulai terasa sesak dengan truk-truk besar dan berbagai kendaraan lain. Tepat di pertigaan Ciampea jalan mulai macet. Dengan berjalan menepi, kadang di kiri, kadang di kanan, saya melaju diatas si bebek besi berusaha keluar dari kemacetan diantara kendaraan-kendaraan besar bersama pengendara motor lainnya. Kemacetan pun mulai terurai saat saya tiba di Cibanteng. Baca lebih lanjut